My Christmas Story
Natal anti mainstream, natal yang aneh
Aneh buat saya karena saya terbiasa sibuk dengan tugas2 permusikan saat natal, dan kali ini sepi nyenyep.
Aneh karena saat malam natal kali ini, saya seperti tanpa rasa, bengong, karena insiden ‘reaktif’. Tapi, setelah misa virtual, merasa lebih tenang dan nyaman.
Efek dari kegalauan itu, akhirnya hanya bisa zoom dengan orang2 tersayang, ditemani menu pecel ikan nila.
Aneh karena terbiasa mendapatkan ‘bingkisan natal’ yang berlimpah, apalagi saat harus mengiringi banyak koor. Tapi kali ini sangat jauh berkurang. Puji Tuhan masih ada yang bermurah hati mengirimkan bingkisan natal dari orang2 yang tidak saya duga. Semoga mereka beroleh berkat melimpah.
Aneh karena selama 20 thn kehidupan berumah tangga, tidak pernah punya pernak-pernik natal, dan tidak pernah mau ketempatan untuk kumpul2 natal. Tapi kali ini, saya punya dekor natal, menu natal, serta ketempatan merayakan natal bersama kelurga inti, untuk pertama kalinya.
Aneh karena saya bisa menyelesaikan surat Lukas. Tidak pernah terpikirkan sama sekali seumur hidup.
Aneh karena foto-foto ditemani tanaman.
Semua keanehan dan ke-anti mainstream-an tersebut, diakhiri dengan rasa bahagia dan ucapan syukur karena akhirnya saya dan keluarga bisa berkumpul dan makan siang secara sederhana di rumah. Yang reaktif mendapatkan hasil negatif. Puji Tuhan.