Instagram

Monday, October 26, 2009

Iseng lagi

Nah kalo yang iseng kali ini, kejadiannya masih fresh. Baru terjadi hari minggu kemarin.

Gw n my hubby liat2 ke REI Expo. Eh, ga disangka-sangka, laki ane ngeliat sosok seorang cowok yang ternyata adalah mantan suami temen gw. Kenapa ini mjd special adalah karena tuh cowok ninggalin temen gw itu, begitu saja. Tanpa babibu.

Trus yg gw terkesima adalah. Tuh cowok jalan bareng perempuan, yang ud pasti his new wife-lah, yg sangat jauh dari yg gw bayangkan. Krn dlm opini gw selama ini. Kalo cowok ninggalin istrinya utk perempuan lain, sudah pastilah tuh perempuan mempunyai kelebihan yang luar biasa dibanding istri pertamanya.

Ternya, itu jauh dari yg gw bayangkan. Yg gw liat saat itu adalah, perempuan bulet, gembrot, n biasa sekali tampangnya. Walah, kaget banget gw. Temen gw itu intelektual tinggi, secara lulusan amerika gitu loh. Punya pekerjaan bagus, rajin merawat diri. Pokoknya okelah. Lah, kok bisa2nya tuh cowok beralih ke perempuan yg spt itu.

Oops, mulai lagi gw menghakimi. Tapi ya itulah. Semuanya misteri. Mungkin yg dilihat cowok itu berbeda dengan apa yg gw liat. Tapi satu hal yang pasti adalah, bahwa laki2 itu bukan jodoh yang baik untuk temen gw. Mudah2an temen gw menemukan tambatan hatinya yang sejati. Amin.

Iseng 2

Lanjut lagi isengnya.

Ada juga opa oma yang saling ga 'enakan'.

Ceritanya berawal dari bergabungnya kaum bapak di kelompok PS ibu2. Kaum bapak ini membawa seorg dirigen yang langsung memimpin PS ibu2 ini menjadi PS gabungan. Alasannya krn kaum ibunya makin menipis.

Yang bingung sebenernya gw, krn jd ada 2 dirigen hari itu. Bingung ikut yang mana.

Eh, selanjutnya, kedua dirigen itu malah tidak ada yang nongol di latihan. Walah. Runyam. Yang dirigen lanang, bilangnya menyerahkan ke dirigen wedok. Nah yang wedok mungkin masih merasa ga nyaman. Jd ga datang. Bilangnya sih ada job.

Hmm..yang ketumpuan adalah pianis. Terpaksalah ane melatih. Mereka sih seneng, gw nya bercucuran keringat.

Ada2 aja opa n oma ini.

Iseng

Udah malem nih. Hari ini ga ngajar karena murid ga bisa les. Di rumah, hujan deras sekaleee..sampe takut. Sekarang, iseng2 nulis ah.

Ada hal-hal yang bagus buat di inget sepanjang minggu yang lalu.

Selama ini sudah terbentuk dalam pikiran gw kalo yang namanya sopir angkutan umum itu ga ada yang berhati baik. Melihat dari cara mereka bertugas, sepertinya mereka sudah tidak punya hati nurani. Yang penting dapet uang setoran.

Tapi kali ini beda. Pulang dari sekolah, gw naik angkot seperti biasanya. Kemudia ada penumpang perempuan turun di jalan yang lumayan padat malam itu. Setelah memberikan ongkos, dan mengembalikan kembaliannya, berangkatlah angkot dengan merayap karena padat lalin-nya. Ga lama bergerak, tiba2 sopir angkotnya membanting uang yang di berikan penumpang tadi sambil berkata agak panik :"Sial, gobanan!". Wah, ternyata uang dikembalikan tidak sesuai karena sang sopir pikir, uangnya 20 ribuan. Trus temen di samping sopir berkata :"Udah sana, kembaliin, biar gw yg bawa mobilnya (maksudnya ke pangkalan)."

Gw langsung terhenyak. Merasa bersalah sekali. Gw sampe pengen bilang ke kedua sopir itu bahwa Tuhan menyayangi kalian. Semoga dengan kejujuran itu, kalian selalu memperoleh kedamaian dan kebahagiaan. Tapi gw ga berani. Gw cuma bersyukur bahwa TUhan telah membuka hati gw untuk tidak menghakimi orang lain. Masih ada manusia2 yang mempunya hati di dunia ini. Walaupun mungkin sangat sulit mencarinya. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Wednesday, September 16, 2009

PEROKOK OH PEROKOK


PEROKOK OH PEROKOK
Perjalanan pulang malam mini benar-benar perjalanan yang penuh perjuangan. Legaaaa banget akhirnya bisa sampai di rumah.
Seperti biasa, hari ini aku mengajar di taman surya sampai pk.18.30. Yang tidak biasa adalah, pada saat waktunya pulang, my soulmate menelepon dan memberitahukan bahwa doi tidak bisa menjemput diriku. Sedih sih, tapi apa boleh buat. Pekerjaannya di kantor menumpuk. Maklum, sudah mau libur hari raya.
Singkatnya, aku pulang dengan menggunakan kendaraan umum. Dimulai dari menunggu angkot di taman surya. Dari menunggu dengan perasaan santai tapi berharap, sampai akhirnya sudah tidak ada perasaan apa-apa, itu angkot ga muncul-muncul. Akhirnya aku putuskan mau cari ojek. Sebenarnya aku malaass sekali untuk naik ojek. Pertama, lebih mahal memang. Tapi sepadan karena waktu tempuh lebih cepat. Kedua, mereka sering sembarangan mengendarai motornya. Aku jadi takut jatuh dan deg-degan. Itulah kenapa aku tetap cinta angkot.
Di saat-saat kritis aku mau cari ojek. Eh, tiba-tiba terlihatlah sesosok bentuk kendaraan minibus, berwarna merah pula. Duh, senangnya. Tapi ternyata saudara, angkot itu mau pulang dan bukan angkot trayek di daerah itu. Yah, gigit jari lagi. Tapi puji Tuhan, ga lama berselang, di belakang angkot pertama tadi muncul juga angkot tumpanganku. AKhirnya aku naik angkot tsb. Total waktu menunggu lebih kurang 35 menit.
Perjalanan setelah itu juga bukanlah perjalanan yang menyenangkan. Angkotnya ternyata isi bensin dulu, belum macet yang super heboh dari taman palem ke cengkareng. Pembangunan fly over, plus orang belanja lebaran, plus kendaraan, plus debu, membuat semakin berwarna perjalanan dengan angkotku tercinta.
Akhirnya sampailah diriku di perempatan cengkareng. Lalu aku lanjut untuk naik angkot berikutnya. Di angkot ini sih ga terlalu aneh dan ajaib. Tapi angkotnya seperti melayang-layang. Jalannya ga mantep. Ya sudahlah, aku nikmati saja. Dan tibalah aku di perempatan mal puri. Lalu aku berganti kendaraan menggunakan kopaja.
Sebelum aku naik kopaja itu, ternyata salah satu kopaja yang lain sudah memindahkan penumpangnya ke kopaja yang akan aku tumpangi. Alhasil, penuhlah kopaja tsb. That’s ok. Yang tidak ok adalah, ada kopaja berikutnya yang juga memindahkan penumpangnya ke kopaja yang aku tumpangi. Total, dua bus yang berisikan penumpang telah berpindah ke kopaja yang aku tumpangi. Kebayang ga gimana riuhnya di dalam bus. Mungkin seperti ayam atau kambin yang mau dibawa ke tempat pemotongan. That’s ok. Itulah resikonya pengguna angkutan umum. Walaupun sebagai penumpang sih aku pengennya angkutan umum itu bisa seperti angkutan umum di singapur or di Australia. Tapi itu sih mimpi di siang bolong. So, just live with it. Terima nasib.
Pada saat aku naik bis tsb, memang ada penumpang yang merokok dengan perasaan bersalah, kalo boleh dibilang begitu. Karena kalau diperhatikan, doi ga nyaman merokok, it’s obvious. Tapi mungkin karena sayang rokoknya cuma punya sebatang dan ga bisa beli lagi or karena tanggung, akhirnya doi tetap memaksakan merokok. Lalu aku liatin aja itu orang. Lama-lama doi ga enak juga, akhirnya dimatikan lah itu rokok. Good.
Tapi kok ternyata masih terasa bau rokok. Lalu aku coba menengok ke belakang. Karena tempat aku berdiri di dalam bis penuh sesak, maka aku agak sulit untuk melihat orang tsb. Lagi pula, dalam benakku hanya ada satu pikiran yaitu aku harus waspada terhadap tasku. Singkatnya akhirnya aku menemukan sosok orang tsb. Pertama aku hanya liatin aja orang itu. Terus dan terus. Tapi ga ada respon. Rokoknya tetap nempel di bibir mulutnya, menyala. Padahal di depan orang tsb, juga berdiri penumpang lain yang kepalanya or rambutnya sangat mungkin tersundut oleh rokok orang itu. Keseeeellll banget. Aku hanya bisa pasrah. Tapi tiba-tiba, mukaku diserbu oleh abu rokok orang itu. Maklum, kaca-kaca bis terbuka dengan sangat anggunnya. Wah, naik pitamlah diriku. Tapi aku mencoba untuk tetap elegan dalam menegur orang tsb. “Pak, bisa minta tolong dimatikan dulu rokoknya?” lalu orang tsb bertanya dengan mulut yang tertutup karena mempertahankan rokoknya. “Kenapa?’, katanya. Aku ulangi lagi pertanyaanku. Jawabannya bener-bener bikin gue gemeteran. Gemeteran karena menahan keseeelll. Dia menjawab. “Susah! Lagian kan ga dikebulin”. Maksudnya ga ada asapnya barangkali. Gemezzz banget. Tapi masih tetap dengan menahan emosi jiwa dan berusaha untuk tetap elegan, aku membalas. “Tapi abu rokoknya kena ke muka saya pak”. Lalu jawabnya, “ooo”. Kemudian mematikan rokoknya. Grrrr..
Setelah aku turun dari kopaja, bapak itu masih mengamat-amati diriku. Takut juga sih. Sambil terus berdoa, aku cepat-cepat melarikan diri untuk ganti ke angkot berikutnya. Fyuuuhhh..here I am now. Lega udah sampai di rumah.
Yang mengganjal pikiranku adalah, apakah berhubungan dengan rokok dan menjadi pemujanya itu, menjadikan orang tumpul hati, ga punya hati nurani, ga punya perasaan, menindas hak asasi orang lain, egois. Sampai-sampai di situasi dan kondisi yang sudah sedemikian padatnya. Yang untuk cari oksigen diantara manusia-manusia di dalam bis kota saja sudah sulit, harus ditambah pula dengan asap dan sisa pembakaran dari perokok. Please deh. Sepertinya orang-orang perokok itu takut kalau-kalau sekian menit or detik berikutnya mereka akan mati dan tidak bisa merokok sebelum ajalnya. Jadi harus saat ini, detik ini, merokok ya merokok. Hidup rokok!! Ga harus gitu kan?
Mudah-mudahan ga ada yang ketiga kali deh. Karena sebelum kejadian mukaku tertebar abu rokok, aku juga pernah tersundut api rokok di bis karena perokok itu memegang rokok yang menyala, lalu aku harus berpegangan yang ternyata api rokoknya jatuh di tanganku. Sedih banget ya. Kesel banget ya.
Sadarlah hai para perokok. Merokoklah pada tempatnya. Hormati orang lain.

Tuesday, September 08, 2009

Energizing Words

There are 2 choices man has in life, either focusing on his own need or becoming an impact for others. It is human if some want to perform the second choice though the facts speak far different from the theory. Instead of circulating positive impact for others, there are still a lot of men leading their lives as stumbling stones and they never care.

When there is a will, we can do a lot to impact our world. Indeed, something needs to be done and a good place to start is with ourselves, such as changing negative things to positive ones. Be appreciation giver, not faultfinder. Think for good and not full of prejudice. Take healthy life style and avoid doing harm to your own life. Work hard and be a role model, not an easy going person. One thing we may not forget is leaving sinful manners to go to the path of righteousness. Then we will be surely spreading out good impact to our family, job, colleagues, as well as our surroundings. Wow...slow but sure, the positive current we have will shake the world.

So, friends, start from now the new life style!!
A life style to impact your world..


*Adapted from Energy

Sunday, March 29, 2009

Di Saat Daku Tua........(*)

Di saat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu.
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku

Di saat daku menumpahkan kuah sayuran dibajuku, di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Di saat saya dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu,
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. Di masa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Di saat saya membutuhkanmu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkanku. Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Di saat saya kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap mengapa yang engkau ajukan di saat itu.

Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku. Bagaikan di masa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan

Di saat daku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku. Asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia,

Di saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih.
Maklumilah diriku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadapmu di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.


Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku. Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.

(*)Anonymous

Inspired by parents anniversary and Situ Gintung tragedy.


Kita ga tau kapan Waktu Tuhan akan datang untuk kita. Jadi bersiaplah selalu, dan sayangilah selalu orang tua kita.